![]() |
sumber: internet |
Kedua, tidak sedikit dosen yang menomor duakan dalam mengajar dan memberi materi kepada mahasiswa. Hal ini sangat riskan dan bisa membuat mahasiswa kecewa atas perilaku dosen yang tidak memberikan contoh baik. Dimana mahasiswa yang seharusnya mendapat hak sepenuhnya dalam proses belajar mengajar, justru hak itu sulit untuk di dapatkan. Ketika kewajiban sebagai seorang mahasiswa telah di penuhi, maka apa yang menjadi hak mahasiswa pun harus di penuhi.
Tidak semuannya, ketika dosen tidak mengajar dalam beberapa kali petemuan, alasan yang di kemukakan merupakan alasan yang tidak cocok dan tidak layak untuk meninggalkan tugas mengajar. Apabila alasannya itu sakit atau ada kepentingan keluarga, itu masih bisa di tolelir. Namun apabila alasan yang di kemukakan hanya karena ada kepentingan di luar dan tidak terlalu penting, itu sangat tidak masuk akal. Di sinilah, perlu adanya terjalin suatu hubungan yang erat antara mahasiswa dan dosen. Sehingga bisa membawa kepada kebersamaan. Layaknya seperti seorang ibu kepada anaknya. Dimana seorang ibu tidak pernah lepas komunikasi dengan anaknya.
Selanjutnya, antara dosen dan mahasiswa harus saling bisa memaklumi kepentingan masing-masing. Sebab, dosen itu bukan orang yang santai. Mereka memiliki kesibukan-kesibukan lain, selain sebagai seorang dosen. Akan tetapi, jangan sampai seorang dosen pun tidak bisa memahami kepentingan mahasiswa. Dan membuat aturan kontrak perkuliahan tidak seimbang. Dan ini bisa mengakibatkan adanya kecemburuan. Baik dari pihak mahasiswa dengan mahasiswa, atau pun mahasiswa dengan dosen. (M.Fathurrabani)
0 comments:
Post a Comment